“Untuk apa menyapamu jika nanti ada luka yang kembali menganga.”
Fajar
bergerak pelan menuju jalan lahir. Syukurlah masih di timur, berarti
ini bukan akhir. Aku duduk manis di atas ayunan yang kedua rantai
penyangga sungguh berkarat. Tak masalah, yang penting cintaku tak pernah
bersyarat.”Kamu di mana?“
”Nanti aja ya teleponnya,“ tut-tut-tut-tut.
Aku menekuk muka. Memang kudu ekstra sabar jika berhadapan dengannya. Baiklah.. Mataku melihat almanak. Ah, ini tahun ketiga kita berpacaran. Dan peluk rinduku tak pernah kesampaian. Memang seharusnya kubuang dirimu, tapi ada yang berbisik padaku bahwa. Ah, sudahlah.. Aku tak pernah kuasa mengungkap hal ini.
Biar kutanya, biasanya apa yang mendasari kalian berpacaran? Ah, lebih gampangnya begini: apa alasan kalian untuk berkomitmen dengan pasangan?