Senin, 24 November 2014

Manula diusia 24



Aku pertama kali buat blog tahun 2010, itupun memutuskannya karena sekedar jadi tempat latihanku menulis fiksi. Bisa mengetahui berapa yang membaca, yang menyukai, bahkan yang mengomentari. Tentu senang. Tak puas di posterous –tempat segala umpatanku berada– aku perlu melebarkan sayap di kompasiana. Gunanya sih supaya lebih bersosialisasi (baca: gaul) dengan para netizen lain. Ah, tapi awal namaku muncul –sebetulnya ini riset kecil-kecilan, 11-12 seperti di film Wanted lah, dengan menulis nama sendiri di Google– karena aku menjadi salah satu kontributor di Netsains. Kalau diperhatikan, quarter terakhir tahun 2010 hingga quarter awal tahun 2013 keberadaanku sangat intens di dunia maya. Sungguh, itu karena
aku yang masih kuliah tiap saat bersinggungan dengan internet untuk mencari sumber referensi selain buku-buku yang ada di perpus kampus atau pusat. Sekarang? Ah, aku seperti manula. Balik ke kampung halaman tidak ada kegiatan seperti kuliah dulu, komputer lipat dipensiunkan, modempun demikian.

Sekarang aku menulis ini seperti para veteran bahkan! Mengingat masa jaya saat aktif nan produktif menuliskan sesuatu di dunia maya. Lagi-lagi aku merasa seperti manula. Malas membuka komputer lipat, malas memperpanjang dan mengisi pulsa modem, malas blablabla. Tapi jika memegang ponsel tidak malas. Memang bisa sih update blog –yang kini telah hijrah ke blogspot– lewat ponsel pintar, tapi sayang kuota internetku terbatas. 2GB sebulan, bayangkan sajalah sendiri bagaimana susahnya 2GB untuk sebulan. Tentu harus pintar-pintar menghemat kuota. Keadaan yang berubah 1800 bagi blogger amatir seperti saya, tentu harus dialihkan ke hal lain. Tentu mengerjakan pekerjaan rumah agar pekerjaan ortu lebih ringan. 

Well.... jika boleh bermimpi, saya ingin tinggal di negara yang menyediakan wifi gratis. Tinggal berbaring saja di kasur, mengetik sebuah tulisan di blog dari ponsel pintar dan tampilkan. Selesai. Pergi ke pedesaan, dan ada tempat asyik kemudian membuka komputer lipat sambil menulis novel. Bab sekian selesai, tinggal kirim ke editor. Selesai. Bagaimanalah, khayalan warga negara berkembang seperti khayalan babu saja. Sia-sia.

Ah sudahlah, keadaannya memang begini. Terima saja. Jika ada kesempatan dan ada kuota berlebih, lebih baik ngeblog seadanya.

Seperti tulisan ini XD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar