has been posted on October 31 2010, 3:32 PM by Riefka Aulia at
riefkaulia.posterous.com
Kupastikan
pagi ini –di awal yang sangat awal di bulan November– aku tidak
mencium elegi dari atmosfer. 15 menit lebih aku duduk menjuntai di
teras lantai 3. Menatap sekitar. Berkabut. Jangankan gunung yang bisa aku lihat
di arah barat daya sana, menara radio di sebelah timur saja yang jaraknya
sekitar 400 meter lebih setengah tiang ke atasnya tidak terlihat!
Kupastikan
menghirup aroma pagi ini banyak-banyak. Lenguhan dan aksi akrobatik
burung-burung yang berbentuk T ini sangat menyita perhatianku. Biasanya hanya
mengamati awan, berapa okta hari ini dan sedikit memperkirakan kecepatan angin,
yeah.. sedikit memperkirakan cuaca juga sebenarnya. Ah, tapi itu semua
tidak aku lakukan! Burung-burung di sana mengajakku bermain. Hey, lihat
aku! Apa kau bisa berakrobat seperti ini?
Ah, dasar
burung, apa kau tidak tahu kalau aku manusia?
Ini yang
aku suka dari pagi. Ketika ozon masih tersedia banyak. Ketika kabut masih bisa
kulihat. Ketika embun masih bisa ku sentuh, betapa dinginnya kau saat
menyelimuti badan besi yang ku pegang ini.
Ini
pagiku, juga pagimu. Pagi kita. Percayalah, cepat atau lambat elegi segera
berakhir. Itupun jika kau mempercayainya. Elegi yang berujung legi.
Ah,
ngomong-ngomong, kembali ke kamar membuat hidungku berair. Amplitudo aromanya
berbeda. Hmm tak apalah :-) have a great day! Jangan benci Senin ya ;-) Senin
layak untuk dicinta, sama seperti hari lainnya.
Mentari, segera usir
elegi dengan hangatnya sinarmu. Tapi jangan sengat ia dengan terikmu, ia
sensitif. Sama seperti manusia. Mentari, aku ingin pagi ini kau tidak
bersembunyi di balik awan. Penyuka hujan ingin bertemu dengan
sahabat-sahabatnya. Mereka merindu.
foto: koleksi pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar