Senin, 24 November 2014

Percayalah Elegi Berujung Legi



has been posted on October 31 2010, 3:32 PM  by Riefka Aulia at riefkaulia.posterous.com
 
Kupastikan pagi ini –di awal yang sangat awal di bulan November– aku tidak mencium elegi dari atmosfer. 15 menit lebih aku duduk menjuntai di teras lantai 3. Menatap sekitar. Berkabut. Jangankan gunung yang bisa aku lihat di arah barat daya sana, menara radio di sebelah timur saja yang jaraknya sekitar 400 meter lebih setengah tiang ke atasnya tidak terlihat!

Kupastikan menghirup aroma pagi ini banyak-banyak. Lenguhan dan aksi akrobatik burung-burung yang berbentuk T ini sangat menyita perhatianku. Biasanya hanya mengamati awan, berapa okta hari ini dan sedikit memperkirakan kecepatan angin, yeah.. sedikit memperkirakan cuaca juga sebenarnya. Ah, tapi itu semua tidak aku lakukan! Burung-burung di sana mengajakku bermain. Hey, lihat aku! Apa kau bisa berakrobat seperti ini?


Ah, dasar burung, apa kau tidak tahu kalau aku manusia?

Ini yang aku suka dari pagi. Ketika ozon masih tersedia banyak. Ketika kabut masih bisa kulihat. Ketika embun masih bisa ku sentuh, betapa dinginnya kau saat menyelimuti badan besi yang ku pegang ini.
Ini pagiku, juga pagimu. Pagi kita. Percayalah, cepat atau lambat elegi segera berakhir. Itupun jika kau mempercayainya. Elegi yang berujung legi.

Ah, ngomong-ngomong, kembali ke kamar membuat hidungku berair. Amplitudo aromanya berbeda. Hmm tak apalah :-) have a great day! Jangan benci Senin ya ;-) Senin layak untuk dicinta, sama seperti hari lainnya.


Mentari, segera usir elegi dengan hangatnya sinarmu. Tapi jangan sengat ia dengan terikmu, ia sensitif. Sama seperti manusia. Mentari, aku ingin pagi ini kau tidak bersembunyi di balik awan. Penyuka hujan ingin bertemu dengan sahabat-sahabatnya. Mereka merindu.

foto: koleksi pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar